Life
Cycle Assessment Pabrik Semen PT Holcim
Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap: Komparasi antara Bahan Bakar
Batubara dengan
Biomassa
Nama penulis :
Taufan Ratri Harjanto, Moh. Fahrurrozi , I Made Bendiyasa
Tahun terbit :
2012
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan
penelitian dari pihak IPB pada tahun 2008
(Cahyono dkk., 2008) untuk PT Holcim Indonesia Tbk. tentang penggantian
bahan bakar batubara dengan bahan bakar lain khususnya biomassa, akan
menimbulkan suatu permasalahan baru yaitu, berapa besar konstribusi emisi (gas
buang) dan dampak lain yang dihasilkan oleh penggunaan bahan bakar alternatif
tersebut didalam industri semen.
Salah
satu metode yang dapat digunakan untuk menjawab permasalahan tersebut adalah
dengan metode Life Cycle Assessment / LCA.
Life Cycle Analysis (LCA) atau sering juga disebut Life Cycle Assessment
merupakan sebuah metode berbasis cradle to grave (analisis keseluruhan siklus
dari proses produksi hingga pengolahan limbah) yang digunakan untuk mengetahui
jumlah energi, biaya, dan dampak lingkungan yang disebabkan oleh tahapan daur
hidup produk dimulai dari saat pengambilan bahan baku sampai dengan produk itu
selesai digunakan oleh konsumen.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Inventori
Inventori dilakukan
berdasarkan input dan output material didalam sistem. Data Input terdiri dari:
kebutuhan bahan baku, energi/kelistrikan, air, dan alat transportasi yang
digunakan. Data output berupa produk semen dan emisi yang dilepaskan terhadap
lingkungan disetiap prosesnya.
Penilaian Dampak/Impact
Assessment
Analisis dampak pada
penelitian ini menggunakan metode Impact 2002+. Analisis impact assessment terbagi
menjadi tiga analisis yaitu, analisis characterization impact assessment,
damage impact assessment dan analisis single score impact assessment.
Interpretasi
Interpretasi adalah
langkah terakhir dalam tahapan LCA sebelum membuat keputusan dan rencana
tindakan.
Berdasarkan hasil
analisis kontribusi dampak terhadap lingkungan dengan menggunakan bahan bakar
menghasilkan 1000 kg semen didapatkan nilai kontribusi total berturut-turut
2,78 x10-1 Pt, 2,24 x10-1 Pt, 1,57 x10-1 Pt, dan 8,50 x10-2 Pt.
Dari hasil analisis
kontribusi tersebut penggunaan biomassa lebih ramah terhadap lingkungan. Pada
keempat skenario pemakaian bahan bakar dampak yang paling berpengaruh adalah
global warming, respiratory inorganic dan resources.
Secara umum kontribusi
dampak terhadap lingkungan tertinggi berasal dari tahap pyroprocessing,
kemudian disusul dari alat transportasi yang digunakan.
Berdasarkan analisis
perbaikan, truck sebagai alat transportasi pengangkut silika diganti dengan
menggunakan kereta api, sehingga terjadi
pengurangan kontribusi nilai sebesar 6,00 x10-4 Pt terhadap impact
category global warming, 2,00 x10-3 Pt
terhadap impact category respiratory inorganic dan 6,00 x10-4 Pt terhadap impact category non renewable energy.
Komparasi penggunaan bahan bakar antara sekam
padi dengan miscantus giganteus terhadap kontribusinya ke lingkungan,
didapatkan bahwa sekam padi memberikan nilai sebesar 1,59 x10-2 Pt dan
miscanthus giganteus (alang-alang raksasa) sebesar 1,58 x10-2 Pt, sehingga
dengan hasil tersebut penggunaan miscantus giganteus (alang-alang raksasa)
sebagai bahan bakar substitusi batubara lebih ramah terhadap lingkungan.
C, PELUANG PENELITIAN SELANJUTNYA
Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan khususnya
dalam hal biomassa miscantus giganteus yang digunakan sebagai bahan bakar
alternative pengganti bahan bakar batubara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar